menu

Jumat, 09 Desember 2016

Materi BAB IV Akhlak Terpuji Kepada Allah SWT

A.  Ikhlas 
1.      Pengertian Ikhlas 
Kata ikhlas kata ikhlas berasal dari bahasa arab akhlasa, yukhlisu, ikhlasan yang artinya memurnikan niat hanya semata-mata mencari rida Allah.
Atau semata-mata menaati perintah-Nya. Sebagaimana terungkap dalam surat al-An’am/6:162. 
2.      Perintah untuk Beramal secara Ikhlas 
Orang yang beramal baik, tetapi tidak ikhlas, ia akan rugi sendiri. Allah tidak akan menerima amal tersebut, dalam hadis Qudsi Allah berfirman. 
“ Aku adalah sebaik-baik sekutu (teman). Barang siapa memperskutukan Aku bersama yang lain, dia (diserahkan) kepada sekutu itu. Wahai sekalian manusia, ikhlaskan amalmu karena Allah tidak akan menerima akal seseorang, kecuali amal yang diikhlaskan kepada-Nya.” (H.R. al- Bazzar)
3.      Bentuk-Bentuk (contoh) Perilaku Ikhlas 
a.        Tidak pernah mengeluh dan tak mengharapkan penghargaan setiap ia menjalankan tugas 
b.      Melaksanakan sesuatu karena semata-mata melaksanakan perintah Allah dalam kandungan Surah al-Ma’un. 
4.     Dampak Positif Beramal secara Ikhlas 
a.       Memperoleh kepuasan batin karena merasa bahwa kebaikan yang dilakukan sesuai kehendak Allah yang menyuruhnya. 
b.       Merasa senang karena adanya harapan rida dari sisi-Nya. 
c.       Dapat menjaga kerutinan dalam berbuat baik, walaupun amal baiknya tidak dilihat orang lain.
5.    Membiasakan Diri Beramal secara Ikhlas 
a.        Melatih diri agar tidak merasa bangga jika perbuatan baiknya dipuji orang. 
b.      Tidak kecewa apabila perbuatan baiknya diremehkan orang lain. 
c.        Melatih diri untuk beramal baik saat tidak dilihat orang lain, misalnya sedekah secara sembunyi-sembunyi. 
d.       Tidak suka memuji perbuatan baik yang dilakukan seseoranga karena hal itu dapat mendorong pelakunya menjadi ria. 
B.   Taat 
1.      Pengertian Taat 
Kata taat berasal dari bahasa Arab yang berarti tunduk, patuh, dan setia kepada si fulan atau Allah dan rasul-Nya, baik dalam bentuk pelaksanaan perintah Maupin meninggalkan larangan-Nya. 
2.       Perintah untuk Taat kepada Allah dan Rasul-Nya 
Taat termasuk perkara yang diwajibkan dalam islam. Dengan demikian, seorang mukmin adalah orang yang setia dan taat kepada Allah dan rasul-Nya. Allah berfirman dalam surat an-Nisa’/4:59. 
3.    Bentuk-Bentuk (Contoh) Ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya 
a.        Taat kepada syariat Islam dalam pembagian warisan 
b.       Meskipun saling mencintai, Karena Islam muslimah melarang menikah dengan lelaki nonmuslim, akhirnya Nur Hasanah menolak lamaran tersebut dengan sopan. 
4.    Dampal Positif Ketaatan kepada Allah dan Rasul-NYa 
a.        Memperoleh kepuasan batin karena telah mampu melaksanakan salah satu kewajibannya lepada Allah dan Rasul-Nya. 
b.       Memperoleh ida Allah karena telah mampu menaati perintah-Nya, dan 
c.        Memperoleh kemenangan (keuntungan) yang besar sesuai firman Allah dalam surat an-Nisa’/4:13. 
5.   Membiasakan Diri Taat lepada Allah dan Rasul-Nya 
a.       Segera mempersiapkan diri untuk salat apabila sudah tiba waktunya. 
b.      Melatih diri untuk disiplin dalam berbagai hal, termasuk belajar dan mengrjakan tudas sekolah. 
c.        Selalu disiplin dalam mengikuti tata tertib sekolah, baik dilihat guru maupun tidak. 
C.   Khauf 
1.     Pengertian Khauf 
Kata khauf berasal dari bahasa arab khafa, yakhafu, khaufan yang artinya takut. Islam mendidik umatnya agar memiliki sifat khauf, yakni takut akan murka Allah apabila terkena ancaman atau siksa-Nya. 
2.     Perintah untuk Memiliki Khauf 
Sebagaimana Allah berfirman dalam Q.S. al-A’raf/7:56 
Yang dimaksud rasa takut dan penuh harap pada ayat di atas ialah sebagai berikut. 
a.   Takut akan dilepaskan oleh Allah hidup sendirian sehingga tersesat dari jalan yang benar, yakni tuntunan Islam. 
b.    Takut akan mendapat siksa karena melanggar aturan-arturan-Nya. 
c. Sangat mngharapkan rida Allah sehingga hidupnya senantiasa memperoleh bimbingan dari wahyu-Nya. 
3.    Contoh khauf 
Senantiasa meningkatkan kualitas beribadah, baik yang berhubunagn secara langsung kepada Allah maupun yang berhubungan dengan sesama manusia. 
4.      Dampak Positif Khauf 
a.        Dapat menjaga kerutinan perbuatan baiknya karena belum yakin bahwa kebaikan yang telah lalu diterima dan diridai Allah. 
b.      Dapat meningkatkan kualitas perbuatan baiknya karena mengharapkan rida Allah. 
5.   Membiasakan Diri Bersifat Khauf 
a.        Mengingat-ingat dosanya si masa lalu sebab belum tentu dimaafkan Allah. 
b.       Melupaka kebaikan di masa lalu karena belum tentu Allah berkenan menerimnya. 
c.       Mengukur dirinya dengan orang –orang yang saleh agar bersemangat untuk mengikuti amal baik seperti mereka. 
D.   Tobat 
1.      Pengertia Tobat 
Kata tobat berasal dari kata t
aba, yatubu, taubatan yang berarti kembali, menyesali perbuatan dosa yang telah dilakukan. 
Orang yang bertobat berarti berhenti dari perbuatan dosa yang telah dilakukan, kemudian kembali kejalan yang benar. 
2.   Hukum Bertobat 
Bertobat termasuk pekara yang diwajibkan dalam agama. Firman Allah dalam surat an-Nur/24:31. 
Dalam sebuah hadis Rasulullah bersabda sebagai berikut. 
“ Sesungguhnya Allah Yang Mahamulia dan Mhaagungmembentangkan tangan-Nya diwaktu malam untuk menerima tobat hamba yang berbuat dosa pada siang harinya, dan membentangkan tangan-Nya diwaktu siang untuk menerima tobat hamba yang berbuat dosa pada malam hrinya sehingga matahari terbit dari tempat terbenamnya (hari akhir) .” (H.R . Muslim) 
Tobat nasuha harus memenuhi tiga perkara yakni : 
a.        Harus segera menghentikan perbuatan disa yang dilakukan. 
b.       Harus menyesali sedalam-dalamnya atas perbuatan dosa tersebut.
c.        Harus bertekad yang sungguh-sungguh tak akan mengulangi perbuatan dosa tersebut. 
3.     Contoh Perilaku Tobat Kepada Allah 
a.        Memperbanyak membaca istigfar dan menemui orang yang pernah dijahtinya untuk minta maaf. 
b.       Menyesali perbuatan yang seharusnya tidak dilakukan serta berjamji tidak akan mengulangi lagi perbuatannya. 
4.    Dampak Positif Perilaku Bertobat 
a.        Bagi Pelakunya Sendiri 
1)       Memperoleh semangat dan gairah hidup baru karena Allah berkenan menerima tobatnya 
2)       Dapat memperoleh kembali jalan yang benar 
3)       Memperoleh simpati msyarakat lagi, seperti dahulu sebelum bertobat. 
4)       Bagi Orang lain Termasuk keluarga 
1)       Lambat laun dapat mengembalikan nama baik keluarga. 
2)       Hilangnya kecemasan keluarga dan masyarakat. 
5.      Perilaku Membiasakan Diri Bertobat 
a.       Tidak memandang remeh terhadap perbuatan dosa sekecil apapun, 
b.      Berusaha menutup perbuatan dosanya dengan perbuatan baik sesuai kemampuan yang dimiliki 
                 merasa tidak senang apabila melihat oramg lain berbuat dosa


Tidak ada komentar:

Posting Komentar